Sabtu, 29 September 2018

JENIS PERMAINAN TRADISIONAL TOMIA (WAKATOBI)

1. Permaian Kano
Hasil gambar untuk main patok lele

2. Permainan Gasi
Hasil gambar untuk gangsing kayu
3. Permainan Kaoda-kaoda

4. Permainan Bangkili
5. Permainan Kuti
    Permainan Kuti adalah permainan kelereng.
6. Permainan Gatta
    Permainan gatta adalah permainan karet
7. Permainan okko-okko
    Permainan okko-okko adalah permainan petak umpet.
8. Pemainan Hatofala
    Hatofala adalah permainan layang -layang yang merupakan kebiasaan anak-anak pulau Tomia saat      menyambut musim angin kencang.
9. Permainan Pobiti
Gambar: Permainan adu betis (pobiti)

Pobiti adalah permainan adu betis yang merupakan jenis permainan adu ketangkasan. Tak heran permainan ini kebanyakan dimainkan oleh pria dewasa. Permainan Pobiti selain untuk adu ketangkasan permainan ini juga menjadi hiburan rakyat Tomia, permaianan ini juga bisa ditemukan di sulawesi selatan. Saat ini di Tomia permainan ini sudah jarang dijumpai, namun dulu permainan ini sangat populer dikalangan anak muda. Permainan ini biasanya dilakukan ditempat terbuka pada umumnya dilapangan yang biasanya permaian pobiti dimainkan pada waktu sore hari. Untuk cara bermain yaitu salah satu pemain berdiri sambil menada betis lalu lawan main menendangnya. Saling menendang betis tersebut dilakukan secara bergantian oleh kedua pemain hingga salah satu dinyatakan kalah apabila salah satu pemain tidak mau lagi melanjutkan permainan. 

10. Permainan Gundu-gundu Lepa
Gambar: Bola Pasir (Gundu-gundu lepa)

Gundu-gundu Lepa adalah permainan bola yang terbuat dari pasir dasar laut yang halus, hal ini karena pasir dasar laut bisa menyatu dan mudah dibentuk menyerupai bola. Untuk cara bermain bola pasir sangatlah mudah berikut penjelasannya:
1. kumplkan pasir laut yang masih basah 
2. buat bola pasirnya hingga berbentuk bulat kemudian ditekan-tekan agar kadar airnya berkurang       hingga bolanya mengeras.
3. setelah yakin bola pasir telah mengeras maka bola pasir tersebut siap untuk diadu dengan   menabrakkan 2 bola pasir hingga salah satu pecah.
4. jika bola pasir lawan sudah pecah maka bola pasir lawan telah kalah.

11. Ase


Senin, 24 September 2018

Dongeng Tomia (Wakatobi) Tula-tula Kenta Pana Buta Kene Kenta Kaleppa

Dongeng Tomia (Wakatobi)

Di Wakatobi dongeng atau dalam bahasa wakatobi disebut tula-tula. Tula-tula menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak anak-anak wakatobi. Dulu sebelum adanya lampu, televisi, radio dan lain sebagainya, dongeng menjadi hiburan bagi anak-anak Wakatobi sebelum menjelang tidur. Tula-tula biasanya diceritakan oleh orangtua kepada anaknya atau saudara yang lebih tua kepada adiknya, namun seiring perkembangan zaman dongeng yang diwariskan secara turun-temurun mulai terlupakan oleh generasi saat ini. Secara definisi dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang usatu kejadian yang luar biasa yang penuh khalayan (fiksi). Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur. Berikut ini dongeng yang saya dengar sendiri dari ayah saya. Sewaktu kecil dongeng ini menjadi salah satu dongeng yang menghibur sebelum saya terlelap. Berikut ini adalah satu dari sekian banyak dongeng Tomia yang saya dengar dari ayah dan ibu saya namun kali ini saya hanya menulis satu dongeng, inshaallah jika ada kesempatan saya akan menulis dongeng yang lainnya. silahkan dibaca dongeng berikut ini.

Tula-tula Kenta Pana Buta Kene Kenta Kaleppa 
(kisah ikan landak dan ikan sebelah)

Hasil gambar untuk ikan sebelah
gambar: ikan kaleppa/rundale (ikan sebelah) "ikan sebelah adalah ikan yang biasa berkamuflase pada permukaan pasir pada dasar laut"

Hasil gambar untuk ikan buntal
gambar: ikan pana buta (ikan landak) "ikan landak adalah sejenis ikan yang memiliki duri tajam di sekujur badannya, serta bisa menggembungkan badannya mirip seperti ikan buntal hingga menyerupai bola"

Ilange-lange anne'e kene tula-tula, te tula-tula nu kenta pana buta kene kenta kaleppa. Te kenta kaleppa ana no makida umokko, ara no okko kai no kala afa'e. Jari te kenta kaleppa ana no makampujimo no fikiri kua inu no kolia okko-okko kene kenta hile sangi ala'a no kobe.  I rea-rea te kenta kaleppa kai no pordami no poafae kene kenta pana buta, no emamamo na kaleppa kene eje-eje no kua "kusiinggko iko'o ana u mensi'i." 
No falomo na kenta pana buta "no aha fa bisara afana atu?"
No falomo uka na kenta kaleppa kene no koning-koni no "inta mia te mata ba'a atu la." 
Kene kiki buku no falomo uka na kenta pana buta kua "inta te matasumo ana la." 
No falomo uka na kaleppa kene makampujino mia no fikiri kua no makida okko-okko no tanga kua "ara bannara u mensi'i ara fana atu mai to kolia okko-okko." 
No saorimo kiki buku mia no eje-ejei'e kotti no hada no falomo na pana buta kua "oho maimo tarakua." 
Maka no suttumo na kaleppa kene pana buta, kamea te kumobe ana te pana buta, jari ako te umokko podimbula te kenta pana buta. Pointe miatu no okkomo na pana buta i lombu nu fatu. Sakua miatu no poolimo umokko no maimo na kaleppa no lahae, no nuntumo kene no bisara i lalo nu hetiraanno na kaleppa kua "amokko i maupa ibara na pana buta ana ara kaikua i lombu nu fatu, kai ala'a amokko i rondo mia atumossi'i ala'a, te orungu ba'a atu." 
Sakua no liu-liu na kaleppa no afae na lombu fatu, no masomo ka lalo kotti no afae emo pointe na kenta pana buta, no tangamo na kaleppa kua kene eje-eje kua "atue ku afakkomo la, rimba haira, ku makida nai yaku ara te kolia afana ana, kai la'a ko tumalo aku." 
No falomo na pana buta kua kene kiki buku no "bara u saori makampuji la, okkomo tarakua naiko'o siinnemo ala kaane."
Afana i moneanno no okkomo na kaleppa i fafo nu one. Pooli no okko miatu na kaleppa, no lahamo pana buta, nallengo no onto-onto kai ala'a no afae. No dai emo na tampa, i fatu i rondo kaho ala'a no afae. Kotti no nuntu-nuntumo na pana buta, i lengo nu fikirino ana atue no tandai emo, no tandai kua te kenta kaleppa ana ara no moturu i fafo la'a nu one. Jari no fikiri kua ara kai kua i fatu kene i rondo i maumpamo ara kai kua i one. Inta kotti no fikiri uka kua, ku mafae fana umpa mia no pokana baannoe na no siinne na one ana. Kotti kai molengo miatu no afamo teakkala, te akkalano ana no pa gumbae na orunguno pointe miatu no ndolo-ndolo i fafo nu one. Sakua miatu kaho molengo no ndolo-ndolo piamo ala'a no kona na kenta kaleppa kene no laga kua "ado do waina ku mate." 
No tangamo na pana buta "atue ku afakkomo la, bara gara u saori makampuji manda namisie" 
Kotti no henoso kene no tanga "ku melu maafu la ara ku makampuji, inta ara afana ana ko mate aku ala'a na ana." 
Kotti kaho molengo mempisi kaimo no tuai kotti no matemo na kaleppa.

Terjemahan:
Dahulu ada sebuah kisah, kisah tentang ikan landak dan ikan sebelah. Ikan sebelah adalah ikan yang pandai bersembunyi, jika ia bersembunyi (kamuflase) sangat sulit di temukan. Berkat kehebatannya ini ikan sebelah menjadi sombong karena setiap kali ia bermain petak umpet dengan ikan yang lain ia selalu menang. pada suatu pagi ikan sebelah tidak sengaja bertemu dengan ikan landak, lalu ikan sebelah menyapa dengan nada mengejek dengan berkata “saya pikir kayanya penglihatanmu sangat tajam.” 
mendengar ucapan tersebut ikan landak berkata “mengapa kamu berkata seperti itu?”
kemudian ikan sebelah berkata sambil tertawa “soalnya mata kamu sangat besar.” mendengar ledekan itu ikan landak berkata dengan nada sedikit marah “bentuk mataku memang seperti ini...!”
"tenang saya cuma bercanda" berkata ikan sebelah bermaksud menenangkan.
“jika memang penglihatanmu sangat tajam kalau begitu ayo kita bermain petak umpet.” berkata lagi ikan sebelah mengajak bermain.
karena terlanjur kesal ikan landak kemudian menerima ajakan karena ika landak ingin mengalahkan ikan sebelah dengan berkata "kalau begitu ayo."
kemudian ikan sebelah dan ikan landak suit yang kemudian dimenangkan oleh ikan landak maka yang akan bersembunyi duluan adalah ikan landak. Permainan dimulai lalu ikan landak bersembunyi pada lubang batu. Selang beberapa lama lewatlah ikan sebelah mencari persembunyian ikan landak, berpikirlah ikan landak sambil berbicara dalam hati "bersembunyi di mana ya kira-kira ikan landak? dimana lagi kalau bukan di lubang batu, tidak mungkin dia bersembunyi di balik rumput laut dengan badan sebesar itu." 
Saat ikan sebelah mondar-madir ia kemudian menemukan sebuah lubang batu, lalu masuklah ia kedalam lubang itu dan benar saja, akhirnya dia menemukan ikan landak sedang bersembunyi. Dengan bangganya lalu berkatalah ikan sebelah dengan nada mengejek "saya telah menemukanmu, cepat sekali ya, saya memang hebat bermain petak umpet, kamu tidak akan bisa mengalahkan saya." 
Dengan kesalnya ikan landak berkata "kamu jangan terlalu sombong, sekarang giliran kamu  yang sembunyi lihat saja nanti." 
Setelah itu seperti biasanya ikan sebelah mualai bersembunyi dengan berkamuflase di atas pasir dasar laut. Kemudian setelah ikan sebelah bersembunyi, ikan landak mulai mencari.  Selang beberapa lama ia modar-mandir mencari, ikan landak belum juga menemukan persembunyian ikan sebelah. Ikan landak mencari ke berbagai tempat, pada lubang batu dan dibalik rumput laut belum juga ia menemukannya. Kemudian ikan landak berpikir sejenak, beberapa saat setelah berpikir kemudian ikan landak mengingat kebiasaan ikan sebelah, yaitu ikan sebelah jika tidur selalu di atas pasir. Dari situlah ikan landak yakin bahwa kalu buka bersembunyi di balik batu atau balik rumput dimana lagi kalau bukan di atas pasir. Lalu ikan landak mencari sebuah cara bagaimana agar menemukan ikan sebelah sebab semua pasir dasar laut terlihat sama. Tidak lama  berpikir kemudian ikan landak mendapatkan sebuah ide, yaitu dengan mengembungkan badannya lalu berguling-guling di atas pasir. Beberapa saat setelah ikan landak berguling-guling tiba-tiba terdengarlah suara terikan ikan sebelah karena tertusuk duri ikan landak "aduh.... mati aku." 
Dengan gembiranya ikan landak kemudian berkata "sekaramg aku telah menemukanmu, makanya kamu jangan sombong sekarang rasakan." 
Lalu ikan sebelah dengan penuh penyesalan berkata "maafkan atas semua kesombonganku, kalau seperti ini saya tidak akan bertahan lama." 
Tidak lama kemudian ikan sebelah mati dengan luka akibat tertusuk duri ikan landak.

Semoga dongeng di atas dapat menghibur para pembaca sekalian. Dan juga semoga dongeng diatas bisa menjadi referensi dongeng terutama bagi para pembaca yang mempunyai adik atau para pembaca yang telah mempunyai anak.