Ilange-lange anne'e kene tula-tula, te tula-tula nu kenta pana
buta kene kenta kaleppa. Te kenta kaleppa ana no makida umokko, ara no okko kai
no kala afa'e. Jari te kenta kaleppa ana no makampujimo no fikiri kua inu no kolia okko-okko kene kenta hile sangi ala'a no kobe. I rea-rea te kenta kaleppa kai no
pordami no poafae kene kenta pana buta, no emamamo na kaleppa kene eje-eje no kua
"kusiinggko iko'o ana u mensi'i."
No falomo na kenta pana buta
"no aha fa bisara afana atu?"
No falomo uka na kenta kaleppa kene no
koning-koni no "inta mia te mata ba'a atu la."
Kene kiki buku no
falomo uka na kenta pana buta kua "inta te matasumo ana la."
No falomo uka na
kaleppa kene makampujino mia no fikiri kua no makida okko-okko no tanga kua
"ara bannara u mensi'i ara fana atu mai to kolia okko-okko."
No
saorimo kiki buku mia no eje-ejei'e kotti no hada no falomo na pana buta kua "oho maimo
tarakua."
Maka no suttumo na kaleppa kene pana buta, kamea te kumobe ana
te pana buta, jari ako te umokko podimbula te kenta pana buta. Pointe miatu no
okkomo na pana buta i lombu nu fatu. Sakua miatu no poolimo umokko no maimo na
kaleppa no lahae, no nuntumo kene no bisara i lalo nu hetiraanno na kaleppa kua
"amokko i maupa ibara na pana buta ana ara kaikua i lombu nu fatu, kai
ala'a amokko i rondo mia atumossi'i ala'a, te orungu ba'a atu."
Sakua no
liu-liu na kaleppa no afae na lombu fatu, no masomo ka lalo kotti no afae emo pointe
na kenta pana buta, no tangamo na kaleppa kua kene eje-eje kua "atue ku afakkomo la,
rimba haira, ku makida nai yaku ara te kolia afana ana, kai la'a ko tumalo
aku."
No falomo na pana buta kua kene kiki buku no "bara u saori
makampuji la, okkomo tarakua naiko'o siinnemo ala kaane."
Afana i moneanno no okkomo na
kaleppa i fafo nu one. Pooli no okko miatu na kaleppa, no lahamo pana buta,
nallengo no onto-onto kai ala'a no afae. No dai emo na tampa, i fatu i rondo kaho
ala'a no afae. Kotti no nuntu-nuntumo na pana buta, i lengo nu fikirino ana atue no
tandai emo, no tandai kua te kenta kaleppa ana ara no moturu i fafo la'a nu
one. Jari no fikiri kua ara kai kua i fatu kene i rondo i maumpamo ara kai kua i
one. Inta kotti no fikiri uka kua, ku mafae fana umpa mia no pokana baannoe na no
siinne na one ana. Kotti kai molengo miatu no afamo teakkala, te akkalano ana
no pa gumbae na orunguno pointe miatu no ndolo-ndolo i fafo nu one. Sakua miatu kaho
molengo no ndolo-ndolo piamo ala'a no kona na kenta kaleppa kene no laga kua "ado
do waina ku mate."
No tangamo na pana buta "atue ku afakkomo la, bara
gara u saori makampuji manda namisie"
Kotti no henoso kene no tanga "ku melu
maafu la ara ku makampuji, inta ara afana ana ko mate aku ala'a na ana."
Kotti
kaho molengo mempisi kaimo no tuai kotti no matemo na kaleppa.
Terjemahan:
Dahulu ada sebuah kisah, kisah tentang ikan landak dan ikan
sebelah. Ikan sebelah adalah ikan yang pandai bersembunyi, jika ia bersembunyi
(kamuflase) sangat sulit di temukan. Berkat kehebatannya ini ikan sebelah
menjadi sombong karena setiap kali ia bermain petak umpet dengan ikan yang lain
ia selalu menang. pada suatu pagi ikan sebelah
tidak sengaja bertemu dengan ikan landak, lalu ikan sebelah menyapa dengan nada mengejek dengan berkata “saya pikir kayanya penglihatanmu sangat tajam.”
mendengar ucapan tersebut ikan landak berkata “mengapa kamu berkata seperti itu?”
kemudian ikan sebelah berkata sambil
tertawa “soalnya mata kamu sangat besar.” mendengar ledekan itu ikan landak berkata dengan nada sedikit marah “bentuk mataku memang seperti ini...!”
"tenang saya cuma bercanda" berkata ikan sebelah bermaksud menenangkan.
“jika memang penglihatanmu sangat tajam kalau
begitu ayo kita bermain petak umpet.” berkata lagi ikan sebelah mengajak bermain.
karena terlanjur kesal ikan landak
kemudian menerima ajakan karena ika landak ingin mengalahkan ikan sebelah dengan berkata "kalau begitu ayo."
kemudian
ikan sebelah dan ikan landak suit yang kemudian dimenangkan oleh ikan landak
maka yang akan bersembunyi duluan adalah ikan landak. Permainan dimulai lalu ikan landak
bersembunyi pada lubang batu. Selang beberapa lama lewatlah ikan sebelah
mencari persembunyian ikan landak, berpikirlah ikan landak sambil berbicara
dalam hati "bersembunyi di mana ya kira-kira ikan landak? dimana lagi
kalau bukan di lubang batu, tidak mungkin dia bersembunyi di balik
rumput laut dengan badan sebesar itu."
Saat ikan sebelah mondar-madir ia
kemudian menemukan sebuah lubang batu, lalu masuklah ia kedalam lubang itu dan benar
saja, akhirnya dia menemukan ikan landak sedang bersembunyi. Dengan bangganya lalu berkatalah ikan
sebelah dengan nada mengejek "saya telah menemukanmu, cepat sekali ya, saya
memang hebat bermain petak umpet, kamu tidak akan bisa mengalahkan saya."
Dengan kesalnya ikan landak berkata "kamu jangan terlalu sombong, sekarang
giliran kamu yang sembunyi lihat saja nanti."
Setelah itu seperti biasanya ikan
sebelah mualai bersembunyi dengan berkamuflase di atas pasir dasar laut. Kemudian setelah ikan sebelah bersembunyi, ikan landak mulai mencari. Selang beberapa lama ia modar-mandir mencari, ikan landak belum juga menemukan
persembunyian ikan sebelah. Ikan landak mencari ke berbagai tempat, pada lubang batu dan dibalik rumput laut belum juga ia menemukannya. Kemudian ikan landak berpikir sejenak, beberapa saat setelah berpikir kemudian ikan landak mengingat kebiasaan ikan sebelah, yaitu ikan sebelah jika tidur selalu di atas pasir. Dari situlah ikan landak yakin bahwa kalu buka bersembunyi di balik batu atau balik rumput dimana lagi kalau
bukan di atas pasir. Lalu ikan landak mencari sebuah cara bagaimana agar menemukan ikan
sebelah sebab semua pasir dasar laut terlihat sama. Tidak lama berpikir kemudian ikan
landak mendapatkan sebuah ide, yaitu dengan mengembungkan
badannya lalu berguling-guling di atas pasir. Beberapa saat setelah ikan landak
berguling-guling tiba-tiba terdengarlah suara terikan ikan sebelah karena
tertusuk duri ikan landak "aduh.... mati aku."
Dengan gembiranya ikan landak kemudian berkata "sekaramg aku telah menemukanmu, makanya kamu jangan sombong
sekarang rasakan."
Lalu ikan sebelah dengan penuh penyesalan berkata "maafkan atas semua kesombonganku, kalau seperti ini saya tidak akan bertahan lama."
Tidak lama kemudian ikan sebelah mati dengan luka akibat tertusuk duri ikan landak.
Semoga dongeng di atas dapat menghibur para pembaca sekalian. Dan juga semoga dongeng diatas bisa menjadi referensi dongeng terutama bagi para pembaca yang mempunyai adik atau para pembaca yang telah mempunyai anak.