Istilah-istiliah dalam Ilmu Teknik Sipil
1. Acuan
(bekisting) adalah suatu sarana pembantu
struktur beton untuk pencetak beton sesuai
dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan
2. Agregat
adalah material granular, misalnya pasir,
kerikil, batu pecah dan kerak tungku
besi, yang dipakai bersama-sama dengan suatu
media pengikat untuk membentuk suatu beton
semen hidraulik atau adukan
3. Agregat
Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat
1100 kg/m3 atau kurang.
4. Agregat
Halus adalah pasir alam sebagai hasil
desintegrasi _alami_ batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.
5. Agregat
Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi _alami_ dari bantuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5-40 mm
6. Adukan
adalah campuran antara agregat halus dan
semen portland atau sembarang semen hidrolik yang
lain dan air.
7. Angker
adalah media untuk mengikat dalam suatu sambungan beton pracetak.
8. Bahan
Tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkan kedalam
campuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa
sifatnya
9. Beton
adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk masa padat.
10. Beton
Bertulang adalah beton yang ditulangi
dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan
direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama-sama dalam menahan
gaya yang bekerja
11. Beton-Normal
adalah beton yang mempunyai berat isi
2200- 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah
atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan.
12. Beton
Praktekan adalah beton bertulang yang telah
diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial dalam beton akibat beban kerja
13. Beton
Pracetak adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak
terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.
14. Beton
Ringan Struktur adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat
isi tidak lebih dari 1900 kg/m3.
15. Beton
Polos adalah beton tanpa tulangan atau
mempunyai tulangan tetapi kurang dari ketentuan minimum.
16. CGS
adalah standar internasional terkecil dalam ukuran metrik (dalam sentimeter).
17. Dowel
adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.
18. Deking
adalah beton tahu untuk pedoman ketebalan beton.
19. Faktor
Air Semen (Fas) adalah perbandingan antara jumlah semen dan air pada
beton.
20. Konstruksi
Batu adalah pasangan batu yang berfungsi
sebagai elemen konstruksi dengan kekuatan tekan > 100
kg/cm2.
21. Konstruksi
Beton adalah beton yang berfungsi sebagai elemen konstruksi
22. Kabel
adalah susunan material yang digunakan
dalam media penarikan beton pratekan, biasanya
disebut _tendon_.
23. Mks adalah
standar internasional terbesar dalam ukuran metrik (meter0
24. (Scaffolding)
adalah suatu struktur (kerangka) sebagai (1) sarana kerja bagi pekerja
untuk melakukan tugas pada ketinggian
tertentu dan (2) penyangga acuan beton yang
berfungsi mencegah terjadinyaperubahan posisi acuan dari posisi yang telah ditentukan
25. Sengkang
adalah tulangan yang digunakan untuk
menahan tegangan geser dan torsi dalam
suatu komponen struktur, terbuat dari batang
tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja
las polos atau deform.
26. Segregasi
adalah pengelompokan agregat yang homogen pada adukan beton,
dimana agragat kasar terpisah dengan agregat halus.
27. Tulangan
adalah batang baja berbentuk polos atau
defon atau pipa yang berfungsi untuk
menahan gaya tarik pada komponen struktur,
tidak termasuk tendon prategang, kecuali bila
secara khusus diikut sertakan.
28. Tulangan
Polos adalah batang baja yang permuakaan
sisi luarnya rata tidak bersirip atau berukir.
29. Tulangan
Deform adalah batangan baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi
bersirip, atau berukir.
30. Accelerator
adalah bahan tambah untuk mempercepat pengikatan beton.
31. Admixture
adalah bahan tambah untuk campuran beton.
32. Additive
adalah bahan tambah untuk campuran beton.
33. Bouwplank
adalah papan duga dalam istilah Belanda.
34. Barsteel
adalah rangkaian tulangan.
35. Box
adalah korak penyedia daya atau arus listrik.
36. Bucket
Tower Crane adalah kotak pembawa material dari mesin angkat.
37. Bleeding
adalah beton yang kelebihan air, sehingga air semen naik ke permukaan.
38. Bendraat
adalah kawat pengikat tulangan dalam istilah Belanda.
39. Batching
Plant adalah lokasi / tempat pengadukan.
40. Conveyor
adalah ban berjalan untuk membawa material.
41. Cofferdam
adalah menahan / membendung adukan beton sehingga tidak tercampur lingkungan
(tanah, sungai dan sebagainya).
42. Cast
in situ adalah pelaksanaan pracetak beton di lapangan.
43. Doka
adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.
44. Dump
Truck adalah truk yang mampu membawa adukan beton.
45. Forklift
adalah mesin / alat angkat.
46. Hoist
adalah mesin / alat angkat.
47. Hammer
Test adalah uji palu beton pada lapisan yang telah mengeras.
48. In
Situ adalah lokasi / lapangan.
49. Jacking
adalah mesin / alat penarik kabel pratekan.
50. Lay-Out
adalah penggunaan tata ruang di lapangan.
51. Mold
adalah acuan untuk pelaksanaan pengecoran beton.
52. Mix
Design adalah disain campuran beton berdasarkan berat atau volume.
53. Maccaferri
adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.
54. Power
adalah energi listrik di lapangan yang berasal dari PLN atau generating set.
55. Portland
Cement adalah semen abu-abu.
56. Post-Tension
adalah penarikan pada beton pratekan setelah beton mengeras.
57. Pre-Tension
adalah penarikan pada beton pratekan sebelum dilaksanakan pengecoran.
58. Peri
adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.
59. Retarder
adalah bahan tambah untuk memperlambat pengikatan beton.
60. Rapid
Klam adalah alat penjepit pada acuan untuk struktur kolom dan balok.
61. Ready
Mix Concrete adalah beton yang siap pakai.
62. Speady
adalah uji pada semen abu-abu untuk mengetahui kemampuan ikatan semen.
63. Slump
adalah alat uji konsistensi/kekentalan beton.
64. Steel Proff
adalah tiang baja yang berbentuk silinder dapat diatur ketinggiannya.
65. Shear
Connector adalah bahan / material
penghubung antara 2 (dua) material yang berbeda karakteristiknya (komposit).
66. Strands
adalah kumpulan kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel.
67. Setting
Time adalah pengaturan atau penentuan waktu ikat pada beton.
68. Sand
Blasting adalah alat / mesin pembersih
permukaan pada beton sebelum dilaksanakan
perbaikan beton atau penutupan kembali.
69. Shop
Drawing adalah gambar pelaksanaan / kerja.
70. Site-Plan
adalah rencana lokasi / areal pelaksanaan.
71. Stressing
adalah penarikan kabel atau tendon pratekan.
72. Truck
Mixer adalah truk yang mampu mengaduk beton.
73. Timing
adalah pemilihan waktu untuk merencanakan ikatan beton.
74. Troley
adalah alat / mesin pembawa adukan beton.
75. Uplift
adalah tekanan / gaya angkat.
76. Wearing Diagram
adalah pembungkus kabel (isolator) yang memiliki arus listrik.
77. Workshop
adalah lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi.
78. Waterpas
adalah alat / mesin untuk mengukur kedataran suatu pasangan konstruksi.
79. Wires
adalah kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel.
80. Workability
adalah kemudahan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi.
81. Wika
Precast adalah perusahaan (Wika, BUMN) yang memproduksi beton pracetak.
DAFTAR ISTILAH
TEKNIK SIPIL STRUKTUR
82. Abutment –
bagian bawah tumpuan struktur jembatan
83. Agregat
campuran – bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi) dan
merupakan bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batupecah,
basalt)
84. AISC –
singkatan dari American Institute of Steel Construction
85. AISCS –
Spesifikasi-spesifikasi yang dikembangkan oleh AISC, atau singkatan dari American
Institute of Steel Construction Specification
86. ASTM –
singkatan dari American Society of Testing and Materials
87. Balok –
elemen struktur linier horisontal yang akan melendut akibat beban transversal
88. Balok
spandrel – balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam
beberapa hal dapat juga menahan sebagian beban lantai
89. Batas Atterberg –
besaran kadar air (%) untuk menandai kondisi konsistensi tanah yakni terdiri
dari batas cair (Liquid Limit / LL), bata plastis (Plastic Limit/ PL)
maupun batas susut (shirinkage Limit).
90. Batas
Cair – besaran kadar air tanah uji (%) dimana dilakukan ketukan
sebanyak 25 kali menyebabkan alur tanah pada cawan Cassangrade berimpit 1.25 cm
(1/2 inch).
91. Batas
Plastis – besaran kadar air tanah sehingga saat dilakukan pilinan pada
contoh tanah hingga ∅ 3 mm mulai terjadi retakan dan tidak putus
92. Beban –
suatu gaya yang bekerja dari luar
93. Beban
hidup – semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu
gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari pada atap
94. Beban
mati – berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut
95. Beton –
suatu material komposit yang terdiri dari campuran beberapa bahan batu-batuan
yang direkatkan oleh bahan-ikat, yaitu dibentuk dari agregat campuran (halus
dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen (semen +air) sebagai bahan pengikat.
96. Beton
Bertulang – beton yang diperkuat dengan tulangan, didesain sebagai dua
material berbeda yang dapat bekerja bersama untuk menahan gaya yang bekerja
padanya.
97. Beton Cast-in-place –
beton yang dicor langsung pada posisi dimana dia ditempatkan. Disebut juga
beton cast- in situ.
98. Beton Precast –
beton yang dicor di tempat yang berbeda dengan site, biasanya di tempat yang
berdekatan dengan lokasi site
99. Beton
Prestressed – beton yang mempunyai tambahan tegangan tekan
longitudinal melalui gaya tarik pada serat yang diberi pra-tegang di sepanjang
elemen strukturnya.
100.Beton
struktural – beton yang digunakan untuk menahan beban atau untuk
membentuk suatu bagian integral dari suatu struktur. Fungsinya berlawanan
dengan beton insulasi (insulating concrete).
101.Bracing –
konfigurasi batang-batang kaku yang berfungsi untuk menstabilkan struktur
terhadap beban lateral
102.Cincin
tarik (cincin containment) – cincin yang berada di bagian bawah
struktur cangkang, berfungsi sebagai pengaku
103.Daktilitas –
adalah kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastis
bolak-balik berulang di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan
sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya;
104.Defleksi –
lendutan balok akibat beban
105.Dinding
geser (shear wall, structural wall) – dinding beton dengan
tulangan atau pra-tegang yang mampu menahan beban dan tegangan, khusunya
tegangan horisontal akibat beban gempa.
106.Faktor
reduksi – suatu faktor yang dipakai untuk mengalikan kuat nominal untuk
mendapatkan kuat rencana;
107.Gaya
tarik – gaya yang mempunyai kecenderungan untuk menarik elemen hingga
putus.
108.Gaya
tekan – gaya yang cenderung untuk menyebabkan hancur atau tekuk pada
elemen. Fenomena ketidakstabilan yang menyebabkan elemen tidak dapat menahan
beban tambahan sedikitpun bisa terjadi tanpa kelebihan pada material disebut
tekuk (buckling).
109.Geser –
keadaan gaya yang berkaitan dengan aksi gaya-gaya berlawanan arah yang
menyebabkan satu bagian struktur tergelincir terhadap bagian di dekatnya.
Tegangan geser umumnya terjadi pada balok.
110.Girder –
susunan gelagar-gelagar yang biasanya terdiri dari kombinasi balok besar
(induk) dan balok yang lebih kecil (anak balok)
111.Goyangan
(Sideways) – fenomena yang terjadi pada rangka yang memikul
beban vertikal. Bila suatu rangka tidak berbentuk simetris, atau tidak dibebani
simetris, struktur akan mengalami goyangan (translasi horisontal) ke salah satu
sisi.
112.HPS –
singkatan dari high-performance steel, merupakan suatu tipe
kualitas baja
113.HVAC –
singkatan dari Heating, Ventilating, Air Conditioning, yaitu hal
yang berhubungan dengan sistem pemanasan, tata udara dan pengkondisian udara
dalam bangunan
114.Joist –
susunan gelagar-gelagar dengan jarak yang cukup dekat antara satu dan yang lainnya,
dan biasanya berfungsi untuk menahan lantai atau atap bangunan. Biasanya
dikenal sebagai balok anak atau balok sekunder.
115.Kolom – elemen
struktur linier vertikal yang berfungsi untuk menahan beban tekan aksial
116.Komposit –
tipe konstruksi yang menggunakan elemen-elemen yang berbeda, misalnya beton dan
baja, atau menggunakan kombinasi beton cast-in situ dan pre-cast, dimana
komponen yang dikombinasikan tersebut bekerja bersama sebagai satu elemen
struktural.
117.Kuat
nominal – kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang
dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan
dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai
118.Kuat
perlu – kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang
diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang
berkaitan dengan beban tersebut dalam suatu kombinasi seperti yang ditetapkan
dalam tata cara ini
119.Kuat
rencana – kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan
φ
120.Kuat
tarik leleh – kuat tarik leleh minimum yang disyaratkan atau titik
leleh dari tulangan dalam Mpa
121.Kuat
tekan beton yang disyaratkan (fC’ ) – kuat tekan beton
yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder diameter
150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton,
dinyatakan dalam satuan MPa.
122.Las
tumpul penetrasi penuh – suatu las tumpul, yang fusinya terjadi
diantara material las dan metal induk, meliputi seluruh ketebalan sambungan las
123.Las
tumpul penetrasi sebagian – suatu las tumpul yang kedalaman
penetrasinya kurang dari seluruh ketebalan sambungan;
124.Lentur –
keadaan gaya kompleks yang berkaitan dengan melenturnya elemen (biasanya balok)
sebagai akibat adanya beban transversal. Aksi lentur menyebabkan serat-serat
pada sisi elemen memanjang, mengalami tarik dan pada sisi lainnya akan
mengalami tekan, keduanya terjadi pada penampang yang sama.
125.Lintel –
balok yang membujur pada tembok yang biasanya berfungsi untuk menahan beban
yang ada di atas bukaan-bukaan dinding seperti pintu atau jendela
126.LRFD –
singkatan dari load and resistance factor design.
127.Modulus
elastisitas – rasio tegangan normal tarik atau tekan terhadap regangan
yang timbul akibat tegangan tersebut.
128.Momen –
gaya memutar yang bekerja pada suatu batang yang dikenai gaya tegak lurus akan
menghasilkan gaya putar (rotasi) terhadap titik yang berjarak tertentu di
sepanjang batang.
129.Momen
puntir – momen yang bekerja sejajar dengan tampang melintang batang.
130.Momen
kopel – momen pada suatu titik pada gelegar
131.Mortar –
campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah mengeras
132.Plat
Komposit – plat yang dalam aksi menahan bebannya dilakukan oleh aksi
komposit dari beton dan plat baja / steel deck sebagai tulangannya.
133.Pondasi –
bagian dari konstruksi bangunan bagian bawah (sub-structure) yang
menyalurkan beban struktur dengan aman ke dalam tanah.
134.Rangka
batang ruang – struktur rangka batang yang berbentuk tiga dimensional,
membentuk ruang
135.Rangka
kaku – suatu rangka struktur yang gaya-gaya lateralnya dipikul oleh
sistem struktur dengan sambungan-sambungannya direncanakan secara kaku dan
komponen strukturnya direncanakan untuk memikul efek gaya aksial, gaya
geser, lentur, dan torsi;
136.Rangka
tanpa Bracing (Unbraced frame) — sistem rangka dimana
defleksi lateral yang terjadi padanya tidak ditahan oleh pengaku atau dinding
geser (shear wall)
137.Sag –
simpangan yang terjadi pada struktur kabel, yang merupakan tinggi lengkungan
struktur tersebut
138.sengkang –
tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu
komponen struktur,
139.SNI –
singkatan dari Standar Nasional Indonesia
140.Spesi-beton –
campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar) dan air yang belum
mengeras
141.Spesi-mortar –
campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum mengeras
142.Struktur
bangunan – bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk
menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah.
143.Struktur
Balok dan Kolom (post and beam) – sistem struktur yang terdiri
dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan sederhana di atas dua elemen
struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar
144.Struktur
Cangkang – bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta
mempunyai permukaan lengkung.
145.Struktur
Grid – salah satu analogi struktur plat yang merupakan struktur
bidang, secara khas terdiri dari elemen-elemen linier kaku panjang seperti
balok atau rangka batang, dimana batang-batang tepi atas dan bawah terletak
sejajar dengan titik hubung bersifat kaku.
146.Struktur
Funicular – sistem struktur yang berbentuk seperti tali, kurva atau
kumpulan segmen elemen-elemen garis lurus yang membentuk lengkung
147.Struktur
Membran – konfigurasi struktur yang terbentuk dari lembaran tipis dan
fleksibel.
148.Struktur
Plat – struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya relatif kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi
lainya.
149.Struktur
Rangka Batang – susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga
atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat
berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada
satu atau lebih batangnya.
150.Struktur
Rangka Kaku (rigid frame) – struktur yang terdiri atas
elemenelemen linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada
ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat mencegah
rotasi relative di antara elemen struktur yang dihubungkannya.
151.Struktur
Tenda – bentuk lain dari konfigurasi struktur membran, dapat berbentuk
sederhana maupun kompleks dengan menggunakan membranmembran.
152.Struktur Vierendeel –
struktur rangka kaku yang digunakan secara horisontal. Struktur ini tampak
seperti rangka batang yang batang diagonalnya dihilangkan. Perlu diingat bahwa
struktur ini adalah rangka, bukan rangka batang. Jadi titik hubungnya kaku.
153.Sub-structure –
struktur bagian bawah. Pada struktur jembatan merupakan bagian yang mendukung
bentang horisontal
154.Super-structure –
struktur bagian atas. Pada struktur jembatan, merupakan bagian struktur yang
terdiri dari bentang horisontal.
155.Sway
Frame – suatu rangka yang mempunyai respon terhadap gaya
horisontal dalam bidang tidak cukup kaku untuk menghindari terjadinya tambahan
gaya internal dan momen dari pergeseran horisontal, sehingga memungkinkan
terjadinya goyangan (sway)
156.Tegangan –
intensitas gaya per satuan luas
157.Tegangan
tumpu (bearing stress) – tegangan yang timbul pada bidang
kontak antara dua elemen struktur, apabila gaya-gaya disalurkan dari satu
elemen ke elemen yang lain. Tegangan-tegangan yang terjadi mempunyai arah tegak
lurus permukaan elemen.
158.Tegangan
utama (principle stresses) – interaksi antara tegangan
lentur dan tegangan geser dapat merupakan tegangan normal tekan atau tarik,
yang disebut sebagai tegangan utama.
159.Tinggi
efektif penampang (d) – jarak yang diukur dari serat tekan terluar
hingga titik berat tulangan tarik
160.Titik
hubung (joint) – titik pertemuan batang-batang elemen
struktur, dimana titik ini merupakan pertemuan gaya-gaya yang terjadi pada
elemen struktur tersebut
161.Tendon –
elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel
dari elemen-elemen tersebut, yang digunakan untuk member gaya prategang pada
beton
162.Torsi –
puntiran yang timbul pada elemen struktur apabila padanya diberikan momen
puntir langsung atau secara tak langsung. Tegangan tarik maupun tekan akan
terjadi pada elemen yang mengalami torsi.
163.Triangulasi –
konfigurasi struktur segitiga yang bersifat stabil, tidak bias berubah bentuk
atau runtuh
164.Tulangan – batang, kawat
atau elemen lain yang ditambahkan pada beton untuk memperkuat beton menahan
gaya.
165.tulangan
polos – batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip
dan tidak berukir
166.tulangan
ulir – batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi
bersirip atau berukir
167.tulangan
spiral – tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir
lingkar silindris
168.Un-sway
Frame – suatu rangka yang mempunyai respon terhadap gaya
horisontal dalam bidang cukup kaku untuk menghindari terjadinya tambahan gaya
internal dan momen dari pergeseran horisontal tersebut.
169.Umur
bangunan – periode/waktu selama suatu struktur dipersyaratkan untuk
tetap berfungsi seperti yang direncanakan;
170.Rencana
Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan
yang dihitung secara merinci, cermat dan memenuhi syarat. Tujuan dari pembuatan
RAB itu sendiri adalah untuk memberikan gambaran yang pasti tentang besarnya
biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan suatu proyek.
171.Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan
masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang
waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Untuk dapat menyusun
rencana kerja yang baik dibutuhkan : Gambar proyek, RAB, Daftar volume
pekerjaan, Data lokasi proyek, Data Material, Data kebutuhan tenaga kerja, Data
cuaca, Data alat berat yang digunakan, Metode kerja yang digunakan, Data
keuangan, Data kapasitasi produksi.
172. split kerikil/agregat kasar.