Jumat, 07 Mei 2021

Adab Bertamu Islam dan Tomia


Secara pribadi, jika saya duduk bersama orang tua Tomia terutama di Onemai, maka sosok yang dikenang mengaplikasikan adab merujuk pada La Tambusai (Yaro Agama I Bontu) kakek buyut saya dan H. Muh Isa (Yaro I Bonto), ada kisah tentang adab bertamu dari dua sosok ini.

*Pertama* Dahulu ketika tamu datang tujuan Hoppo Ello (Menyampaikan Undangan) dan lain sebagainya, maka tamu memberi salam 3 kali dan pada salam ketiga di jawab dengan suara yg keras.

Ternyata bukan hanya sekedar sopan santun Tomia tetapi ada kisahnya pada zaman Rasulullah.

Dikisahkan, suatu hari datanglah Rasulullah ke rumah sahabat. "Assalamu'alaikum..." ucap Rasulullah dari luar pintu.

Namun, tak terdengar ada jawaban. "Assalamu'alaikum..." ucap Rasulullah untuk kedua kalinya. Tetap tak terdengar ada jawaban."Assalamu'alaikum..." ucap Rasulullah untuk yang ketiga kalinya sambil sedikit meninggikan suara.

"Wa'alaikumussalam..." terdengar jawaban dari dalam.

Rasulullah kemudian bertanya kepada sahabat itu, "Mengapa engkau tak menjawab salamku? Apakah engkau tak mendengarnya?"

Sahabat itu menjawab: "Ya Rasulullah , maafkan aku. Bukan aku tak menjawab salammu. Aku telah lama mengharapkan kehadiranmu di rumah ini. Aku sangat gembira tatkala melihat engkau datang. Sengaja aku tak menjawab salammu dengan keras karena berharap agar engkau mengulangi salammu untuk kami hingga tiga kali. Salammu adalah doa bagi kami."

Mendengar itu, Rasulullah kemudian tersenyum. Beliau tak sedikit pun menunjukkan kejengkelannya, apalagi marah. 

*Kedua* Ketika salam telah dijawab maka segera membelakangi pintu. 

Ajaran Islam dimasa lampau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Tomia yang kemudian menjadi adat dan kebiasaan. Tidak menghadap pintu seperti dalam hadits berikut.

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud, shohih – lihat majalah Al-Furqon)

Itulah sebagian adab bertamu yang sesepuh Tomia kenang khususnya Onemai. Kebiasaan ini sebenarnya umum diterapkan oleh masyarakat Tomia masa lampau. Jika ada tamu yg tidak benar adabnya maka beliau (La Tambusai/H. Muh Isa) akan bertanya
Te ana ye'e na ikoo ana? "Anaknya siapa anda?" Atau Ye'emai na tumudukko? "Siapa yang menyuruhmu?" Atau Sofo  yang bermakna balik/kembali.

#Rial Hadi Rahmawan

Sumber
La Ode Sarafa
Bonto Waha La Ode Ali 
La Ode Djafar